Diabetes melitus terus menjadi salah satu penyakit tidak menular (PTM) yang paling mengkhawatirkan di Indonesia, dan Kota Yogyakarta tidak luput dari fenomena ini. Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, prevalensi diabetes di kota ini telah mencapai angka 4,9 persen pada akhir tahun 2023, yang jauh melebihi angka nasional sebesar 2,4 persen. Angka ini bahkan merupakan yang tertinggi di antara lima kabupaten di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Kondisi ini menunjukkan bahwa kesadaran masyarakat untuk hidup sehat masih jauh dari ideal.
1. Peningkatan Prevalensi Diabetes di Yogyakarta
Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Emma Rahmi Aryani, menyebut bahwa tingginya prevalensi diabetes melitus di Yogyakarta menunjukkan pola hidup yang kurang sehat di kalangan masyarakat, terutama mereka yang berada dalam usia produktif. Konsumsi makanan dan minuman tinggi gula yang mudah diakses menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan peningkatan angka ini. Selain itu, kebiasaan hidup yang tidak aktif dan kurangnya aktivitas fisik juga berkontribusi terhadap peningkatan risiko diabetes di Yogyakarta. Kepala Bidang Pencegahan Pengendalian Penyakit dan Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan, Lana Unwanah, menambahkan bahwa dalam tiga tahun terakhir, angka penderita diabetes di kota ini terus mengalami peningkatan, mencakup lebih dari 28 ribu orang.
2. Dampak Diabetes pada Masyarakat dan Perusahaan
Diabetes melitus tidak hanya berdampak pada kualitas hidup individu, tetapi juga memberikan beban signifikan bagi perusahaan dan masyarakat secara keseluruhan. Penderita diabetes berisiko tinggi mengalami komplikasi serius seperti penyakit jantung, stroke, dan gagal ginjal, yang tidak hanya menurunkan produktivitas individu tetapi juga meningkatkan biaya kesehatan yang harus ditanggung oleh perusahaan dan negara. Karyawan dengan diabetes sering kali harus menghadapi absensi kerja yang lebih tinggi dan penurunan performa, yang pada akhirnya dapat mempengaruhi produktivitas perusahaan.
3. Menjaga Pola Hidup Sehat Ala Rumah Sehat Holistik Satu Bumi
Untuk mencegah dan mengelola diabetes, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat, Rumah Sehat Holistik Satu Bumi menganjurkan pendekatan holistik yang menggabungkan perubahan pola makan, aktivitas fisik, dan manajemen stres. Beberapa langkah yang dianjurkan meliputi:
- Konsumsi Makanan Sehat: Fokus pada makanan alami yang kaya serat seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan protein rendah lemak. Batasi asupan gula, garam, dan lemak sesuai anjuran kesehatan.
- Aktivitas Fisik Teratur: Lakukan olahraga minimal 30 menit setiap hari, seperti jalan kaki, bersepeda, atau yoga. Aktivitas ini dapat membantu mengendalikan kadar gula darah dan menjaga berat badan ideal.
- Manajemen Stres: Stres yang tidak dikelola dengan baik dapat mempengaruhi kadar gula darah. Praktikkan teknik relaksasi seperti meditasi dan yoga untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental.
- Rutin Cek Kesehatan: Deteksi dini sangat penting dalam pencegahan diabetes. Lakukan pemeriksaan kesehatan rutin, seperti cek gula darah, tekanan darah, dan indeks massa tubuh.
Kesimpulan
Tingginya prevalensi diabetes di Yogyakarta menjadi peringatan bagi kita semua untuk lebih serius menangani pola hidup yang kurang sehat. Rumah Sehat Holistik Satu Bumi mengajak masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup sehat melalui pendekatan holistik, dengan harapan dapat menekan angka kasus diabetes dan meningkatkan kesehatan serta produktivitas masyarakat. Dengan langkah-langkah preventif dan edukatif, diharapkan fenomena peningkatan diabetes ini dapat ditangani dengan lebih efektif.
Sumber
IDN Times Jogja. Waduh, Tren Kasus Diabetes Kota Yogyakarta Lebihi Angka Nasional. jogja.idntimes.com
suarajogja.id. Pola Hidup Tak Sehat, Biang Kerok Tingginya Diabetes di Yogyakarta. jogja.suara.com